Perlukah aku teriakkan pada malam
Betapa lukanya hati ini
Mengertikah ia akan derasnya derai airmata
Tahukah dia ke mana perginya bahagiaku
Aku tidak bisa membohongi diri
Pura-pura tegar padahal hancur
Tapi biarlah langit gelap menjadi saksi
Kekejaman hati orang-orang yang pura-pura peduli
Tetapi di sini, bibirku terbuka lebar
Suaraku sayup-sayup mungkin kau dengar
Airmataku mengalir deras
Tak ada hiburan yang menguatkan
Tak ada tangan yang merengkuh
Aku kehilangan makna
Kukumpulkan serpihan demi serpihan
Supaya masih ada hari esok
Dengan sedikit harapan baru
Bahwa ada yang peduli
Bahwa ada yang bisa mengulurkan tangan
Biarlah aku hanya sendiri dengan bulir-bulir airmataku membasahi pipi
Sampai aku tertidur, berkelana ke alam tanpa mimpi
Selasa, 23 April 2013
Rabu, 10 April 2013
Malaikatku
Tuhan, aku tidak ingin sendiri malam ini
Begitu bisikku ketika hati porak poranda
Dalam keheningan dia datang
Aku tidak bisa melihatnya
Aku pun tidak bisa menyentuhnya
Tetapi dia berbisik padaku
Aku rindu binar matamu
Yang kini basah airmata
Aku rindu lengkungan senyummu
Yang kini menjarang
Malaikatku...
Tinggallah dekatku selalu
Sampai kita diijinkan menyatu
Ketika usia dunia menutup nanti
Begitu bisikku ketika hati porak poranda
Dalam keheningan dia datang
Aku tidak bisa melihatnya
Aku pun tidak bisa menyentuhnya
Tetapi dia berbisik padaku
Aku rindu binar matamu
Yang kini basah airmata
Aku rindu lengkungan senyummu
Yang kini menjarang
Malaikatku...
Tinggallah dekatku selalu
Sampai kita diijinkan menyatu
Ketika usia dunia menutup nanti
Langganan:
Postingan (Atom)