Selasa, 27 November 2012

Malam Berganti Pagi


Sahabat, mari kita sambut pagi!
Di sanalah matahari berseri
Kepadanya kita berkeluh atas malam yang kita lewati
Kepadanyalah harap akan hari baru kita ikatkan
Rasakan kehangatan pagi memelukmu dalam suka
Dalam harap keindahan
Cukupkanlah larimu dalam mimpi
Sinar pagi telah menggodamu untuk menginjak dunia
Jika kita beruntung, kita melihatnya menggandeng pelangi
Tetapi bila tidak, secerah sinar hari menanti untuk kita resapi

Mentari di pagi hari selalu datang dengan sapaanmu
Kalian berlomba-lomba, siapa yang terlebih dahulu
Menggeser mimpi dan memberi harapan
Siapapun pemenangnya, aku selalu diingatkan
Dengan kuasa Tuhan yang tak pernah habis padaku
Bahwa Tuhan mencitrakan diri-Nya
Baik pada sang Mentari, pun pada seorang sahabat
Selamat pagi!

Ingin kutanya padamu
Lari ke mana saja kau dalam mimpi malam tadi?

Malam selalu membuatku bingung
Dia mencampur yang telah lalu dengan yang akan datang
Kadang menorah sesal, kadang menghias harapan
Tapi malam yang telah lalu,
Dia membiarkan aku sendiri
Menikmati lelap dalam naungan Sang Pujangga Malam
Kalau kau, ke mana mimpi membawamu melihat-lihat?

Sinar bintang yang kutemui semalam
Menemani malamku dalam kebisuan
Ia membantu menyelimutiku dengan sinar sang Bulan
Tentunya tak lupa ia menggodaku untuk menemaninya dalam malam
Tapi kepadanyalah kutitipkan salam pada mentari sebelum ku menemuinya

Lupakan malam sejenak
Pagi telah tiba
Cahayanya menggantikan ribuan cahaya bintang
Dan dia telah meminta sinar yang dipinjamkannya pada Bulan
Harapan apa yang kau bisikkan pada mentari pagi ini?

Hanya permintaan sederhana saja
Yang membutuhkan waktu aku untuk menyiapkannya
Aku ingin bahagia di hari ini
Cukup hari ini saja
Untuk esok biarlah aku memikirkannya sejenak
Karena hari esok tentu ada harapan yang menanti untuk disampaikan
Aku ingin meresapi dengan indah
Perjalananku hari ini

Aku hanya meminta sinarnya tak bersembunyi di balik awan hitam
Biarlah bayangnya membayangi langkahku
Aku tak mau sendiri hari ini
Terlalu banyakkah permintaanku pada matahari
Yang masih dini menyembul malu-malu?

Ah, dia sudah tak malu-malu lagi ditempatku
Dia sudah bercahaya begitu indahnya
Tak usah kuatir akan kesendirianmu
Karena paling tidak aku akan menemanimu
Dalam derap langkah harimu

Tentu saja kau selalu menemani hariku
Dengan hujan kata-kata yang mengusik nuraniku
Sama derasnya dengan hujan
Yang seringkali menggantikan mentari akhir-akhir ini
Maknanya begitu menyambar seperti kilat menyambar cakrawala
Membangunkan aku dari kebutaan mengenai hidup
Tapi di balik itu semua
Tidak ada satu katapun yang sama gelapnya
Dengan langit yang mengiring hujan dan petir

Senin, 26 November 2012

Berkabung dalam Harapan

Malam ini aku menjejerkan nisan harapan
Yang gugur dalam peperangan hati
Mati kelelahan karena tak sanggup bertahan

Makin hari makin kau gerus baikku
Tinggalkan aku dengan luka menganga
Yang mengalirkan nanah setiap kau menyakitiku

Bolehkah aku memilih berjalan mundur
Menangis melihat punggungmu yang tak bergeming
Kamu tak bersedih kehilangan aku

Rasa yang kurasa bukan sekedar rasa
Aku simpan angan akan masa depan di sana
Tentu aku akan terluka jika semua ini berubah hampa

Biarlah aku menangis di sini
Jangan merasa bersalah
Tapi jangan juga memintaku kembali

Karena aku pantas bahagia
Dan kau tidak mengerti apa itu bahagia
Bagaimana mungkin kau bisa membahagiakan aku?

Senandung Malam

Langit berbintang
Mereka saling berpandangan
Langit juga mengenakan bulan
Kalau dia sendiri tak berteman

Usai sudah jerih payah hari
Kini waktu berdiam diri
Kembali pada yang empunya hari
Dengannya aku melerai pendapatan diri

Bunyi jangkrik membuai
Menghantar tidur yang akan mulai
Kuingin bermimpi tentang pantai
Melarungkan lelah dengan santai

Mentari, Hujan, Badai, dan Petir


-25 November 2012-

Ke manakah Tuhan menyembunyikan matahari
Di saat badai, petir serta gelombang menghempaskan aku begitu hebatnya?
Dan Ia membiarkan aku didera oleh hujan begitu kuatnya?

Matahari sedang beristirahat di singgasananya
Dia lelah menjaga hari,
Makanya dia meminta teman-temannya menemanimu.
Ya, mereka masih teman
Menyayangimu dengan cara yang berbeda dari matahari
Tidakkah kau dengar sapaan petir meneriakkan namamu?
Tidakkah kau merasa hujan dan angin bersatu membelai wajahmu?

Tetapi kehadirannya begitu menakutkan aku
Aku begitu takut karena sapaannya tak selembut sinar matahari
yang begitu menghangatkan
Mungkinkah aku meminta sebuah panggilan yang begitu menyejukkan?

Berkenalanlah dahulu. Mereka bilang, tak kenal maka tak sayang.

Sampai kapan matahari disembunyikan?
Apakah pasti selalu ada pelangi setelahnya?

Matahari akan kembali pada waktunya

Bagaimana kalau aku tak kuat untuk berkenalan?
Bagaimana jika aku tak sanggup menunggu hinga ia terbit lagi?

Setidaknya bukalah matamu, telingamu dan semua inderamu
Percayalah, saat semua sudah berlalu dan matahari kembali muncul,
Hujan badai petir tidak begitu menakutkan lagi
Mungkin kau akan mulai merindukannya
karena mereka menggambarkan gelapnya sisi hidup ini

Pernahkah kau bertanya mengapa harus ada hujan, badai, bahkan petir?

Aku perlu diingatkan bahwa
hidup ini tak selamanya hangat, tak selamanya terang.
Aku perlu digoncangkan, dihempaskan
sampai aku tahu bagaimana indahnya mentari saat dia kembali
Tidakkah kau merasa begitu?

Tapi mengapa guncangan ini begitu bertubi-tubi?
Bagaimana jika aku menyerah kalah?
Mungkin bada dan petir mampu menyelamatkanku?
Menyapaku dalam lembut saja mereka tak bisa
Bagaimana mereka mau membopongku?

Bila tiba saatnya kau ingin menyerah kalah
Ingatlah, betapa indahnya pelangi membingkai langit
Ingatlah betapa hangat dan lembutnya sentuhan mentari
Berpeganglah pada itu
Mungkin tak lama pelangi dan mentari akan datang
sambil bergandengan tangan

Aku merasa seperti hujan badai dan petir.
Yang tak pernah dinanti orang.
Tak peduli betapa rusak yang bisa kuhadirkan
Betapa keras hantaman yang kuberikan
Aku memang tidak lembut
Tapi aku tak pantas dibenci dan ditakuti
Beberapa merutuki tanpa ampun

Kadang aku ingin berteriak pada Chronos sang penjaga waktu
Kapan sang mentari akan ia keluarkan dalam persembunyian.
Memang aku harus mengenal badai dan petir
Tapi biarlah hujan saja yang menemaniku menari
Aku memang tidak menolak badai dan petir
Tetapi matahari dan pelangi begitu kutunggu

Pernah kubertanya pada Sang Pencinta Hidup
Kapan matahari akan muncul
Ia hanya tersenyum dan membiarkan Chronos
yang menjawab iya, tidak, dan tunggu
Hujan, badai, serta petir selalu hadir sebelum yang indah keluar.
Karena biarlah mereka yang memurnikan kita
Untuk pantas menerima datangnya sinar dan pelangi
Karena dalam badailah, harapan akan datangnya matahari
Yang menggandeng pelangi semakin kuat.
Dan biarlah dalam penantian itu kita dimurnikan

Aku ingin berdamai dengan badai
Karena seringkali dalam badai aku diingatkan
Aku juga diyakinkan bahwa tetap banyak orang yang begitu menyayangi
Bahkan di saat badai begitu hebat menemaniku
Suara merekalah yang sering kali menghalau badai menyentuh jiwaku

Rabu, 21 November 2012

Menunggumu Kembali - Part 2

Punggungmu belum juga berlalu dari sudut mataku
Harummu masih tertinggal di batas hidungku
Hangatmu masih berbekas di jemari tanganmu
Tanpa rasa itu mulai dengan lembut menyiksaku

Kini aku tanpamu, sendiri dan dingin
Walau cintamu kau penjarakan di hati
Aku mencandu kehadiranmu yang hakiki
Yang bicara dan menatapku secara badani

Pagi tak lagi berenergi, menjadi redup dan gundah
Siang tak lagi berpayung awan, mendung mengangkasa
Sore pun sama, memusuhiku dengan arogan jingganya
Kala malam menjelang, langit sepi tak ada penghuni, hanya gelap

Menunggumu Kembali - Part 1

Detik pertama aku abaikan
Ada rasa yang bertalu-talu di dada
Meneriakkan rasa baru yang akan mendera
Menyiksaku selama kau berkelana

Menit pertama ku masih kebas
Aku tidak mengenali rasa asing yang dibawa
Karen terlalu lama tertidur dan terabaikan
Tak paham apa yang menanti di depan mata

Lalu perlahan rasa itu datang menyapa
Begitu lembut sampai aku tidak bisa mengabaikannya
Berkenalan dengan hati yang sedang berladang bunga
Mencoba menyiraminya dengan air garam

Kerinduan

Siapa yang tahu rasanya?
Bagai rintik hujan membasahi wajah
Lembut namun mengibaskan dingin
Bagai hangat menyari tempa bumi
Sinarnya bisa membuat basah

Siapa yang tak kenal sendunya?
Bagai gelap malam tak berbintang
Rembulan yang bersedh tak berteman
Bagai lambaian daun tertiup angin
Hanya menyapa tak bisa memiliki

Siapa yang mencandu emosinya?
Bagai kafein dalam secangkir kopi pagi
Membuatmu bangun tetapi hanya begitu
Bagai manis sebatang cokelat hitam
Pahitnya tak bisa menjadi candu

Siapa menginginkan keabadiannya?
Bagai berkeringat setelah menelusuri embun pagi
Ingin segera kau basuh dengan kesegaran air
Bagai asupan formalin yang menghentikan waktu
Tetap ada namun tidak bernyawa

Senja

Langit tak ada warnanya lagi
Gelap sendu bertebaran sejak tadi
Mengalahkan binar matahari
Seperti hariku tanpamu

Kini mentari bukan bersembunyi lagi
Ia sudah bergeser menghindar bulan
Gundahku bagai langit malam
Menguasaiku tanpa ampun

Merindumu tak pernah berakhir
Rasanya tak bisa menjadi biasaku
Lara di dada terbungkus kasih
Yang sedang tertahan diriku

Memopad

Matahari masih membumbung setinggi-tingginya
Jeritan kerinduanku tak kunjung usai
Memopadku penuh dengan kata tentangmu

09:23

Hari masih pagi
Hatiku sudah berteriak rindu
Rasa padamu yang tak pernah pergi
Sampai kau kembali padaku

Berhenti

Tutup buku
Letakkan pensil
Simpan penghapus

Diam tak bersuara
Abaikan geraman nurani
Berhenti sekarang
Atau aku akan membencimu juga

-19 Nov 2012, 09:10-

What Happen

This is what happenwhen you're gone
I call it crazy chaos
More than I can bear
It whether ruin me or build stronger bond

I start to think about you
What you've done to me
About our differences
And how I hate those things

My mind is a mess
The stories go tangled
I cannot find the begin nor the end
It's a crossroad everywhere

How can I survive a day without you
This feeling is killing me
My mind betrays me
It screams out loud that I can't ignore

-19 Nov 2012, 09.09-

Penawar Rasa

Aku tanpamu menggila
Dikuasai oleh doktrinasi leluhur
Aku butuh penawar rasa ini
Karena aku masih ingin mencintaimu

Aku tidak pernah mendengar baik dari kaummu
Atau mereka hanya menutupinya
Mungkin aku yang terpejam
Tapi kamu nyata, beda, dan aku cinta

Mungkin hanya ilusi
Aku tidak pernah yakin
Apa kita benar terjadi
Bisa jadi hanya hukuman ilahi
Terhadap aku yang berpikir sempit

Sebuah Buku

Penulis tidak mengenal aku
Apalagi tahu apa yang kuhadapi
Namun regukan kata-katanya mencandu
Seakan bercerita mengenai kemungkinan

Pagiku tanpamu terisi lembaran-lembaran
Haus akan masa depan kita menguasaiku
Wajahmu terpeta jelas dalam memori
Tingkahmu mungkin sama dengan sang lelaki

Cerita ini akan berakhir buruk
Aku bukan cenayang namun aku tahu
Karena dia berbicara realita
Menggerus kemungkinan kelam dalam kita

-Dunkin Donuts-
19 Nov 2012
08:50

Minggu, 18 November 2012

Berjuta Kata Maaf

Bukan memori yang terulang kembali
Ketika aku mengucapkan selamat tinggal
Bukan demi rasa aku mengakhiri ini
Karena aku tidak memilikinya

Percuma aku menghamburkan maaf
Hatimu takkan pernah bisa
Melewatkan aku begitu saja
Tak apa, aku hanya senyawa kehampaan

Aku pun sakit
Terbelenggu nestapa tak ada ujung
Sudah sejak dulu begini
Kau dan siapapun tak sanggup menolongku

Usah berusaha lagi
Hapus tangismu
Bencilah aku
Tapi jangan duniamu

Aku Tanpamu

Di dunia ini, semua ingin kejujuran
Tak luput aku pun begitu
Tapi bagiku, itu semu
Aku akan berakhir sendiri
Apabila aku jujur

Tentang masa lalu
Tentang seorang aku
Tentang rasa
Dan tentang hidup

Jadi, di sinilah aku berdiri
Penuh tipu dan dusta
Hampa sekaligus semu
Lalu aku bertanya
Apa bedanya aku dan kejujura bagiku?

Sungguh, percayalah padaku
Ketika kamu pergi
Itu sungguh kejujuran yang akan keluar daripadaku
Karena denganku, hanyalah sepenggal kesemuan

Jumat, 16 November 2012

Random: Tujuh Baris


Tuhan, aku tidak bisa menang
Tetapi ingatkan aku untuk terus berjalan
Bukan kemenanganku yang teraih
Tetapi kemenangan-Mu terhadap dosa dan maut
Tuhan, bersama-Mu aku akan menang
Menuju kehendak-Mu, bukan milikku
Karena sesungguhnya rancangan-Mu lebih indah

Teruntuk sahabat
Kaulah sandaranku
Tempat mencurahkan isi hatiku
Meminjamkan telinga atas keluh kesahku
Kau ulurkan tangan memelukku
Bahumu tempatku menangis
Apa yang bisa aku lakukan untukmu?

Goresan: Empat Baris


 Aku letakkan anganku dalam ketidaksempurnaan
Berharap merasa lengkap dan dicintai
Tetapi siapakah aku?
Manusia yan tidak bisa mencintai tidak akan pernah dicintai

Kesendirian adalah temanku
Kepahitan adalah hobiku
Patah hati adalah hariku
Kekecewaan adalah canduku

Apa Saja: Tiga Baris


Aku kehilangan arah hidupku
Hanya menjalani detik-detik kosong
Tanpa ku tahu ke mana lajunya

Bisakan kita miliki segala yang kita inginkan?
Tanpa harus mengorbankan apapun
Dan kesempurnaan akan kita raih

Kau belahan jiwaku
Buta kita sama
Rapuh kita sama

Bagai putaran roda
Kita bersatu dan saling mendukung
Tetapi kita tidak pernah bersama

Perpisahan adalah ketika hatiku lebih penting
Berpisah adalah ketika aku tidak bersedia lagi
Pisah adalah keegoisanku

Tidak sedikitpun aku takut kehilanganmu
Entah karena aku tahu kamu akan selalu kembali
Atau karena itulah yang aku inginkan

Cinta
Ah, tepisku
Itu semu

Kepada Tujuan


Aku tidak akan menyerah
Lalu meruntuhan diri yang kubangun
Dalam derita dan derai air mata
Hanya karena aku menjadi umum

Kamu boleh sudutkan aku
Menghempas aku ke sudut yang paling gelap
Aku akan tetap berdiri
Dan terus berjalan sampai aku tiba

Lord, I'm Tired


Lampu di malam hari mulai berkerlip
Oh, indahnya menggetarkan nurani, namun
Rasa pahit tetap menggantung di langit hati
Deritaku masih begitu panjang
Inikah realita hidup sesungguhnya?

Andai aku bisa membuatnya berlalu
Mungkin aku bisa merasa hangatnya matahari
Tercurah padaku menghangatkan jiwa
Ilalang yang berdesir menjadi penghiburku
Rindu akan bahagia pasti terpuaskan
Erangan pedih tak dengar lagi
Dari bibirku yang kini penuh pujian

Candu


 Mengapa Tuhan tidak pernah menjadi canduku
DIA-lah obat yang tidak pernah habis
Sedemikian naifnyakah aku
Sehingga aku memilih menutup mata
Mengabaikan perbuatan nyata-Nya

Tuhan…
DIA-lah dari mana aku berawal
Kepada DIA-lah aku kembali
Tuhan…jadikanlah diri-Mu canduku

Loneliness


So this is how it feels
When you sit here alone in the crowd
Thinking nobody could ever be there for you

For GOD’s sake, I don’t ask for help
I just need someone to stay silent
Make no sound but talking with heart



Damn it feels bad
I sit alone where everybody’s with someone else
Feels like a trash
That is forgotten on the floor
Wait to be stepped by the crowd

Even those words couldn’t erase this shitty feeling
I don’t know what else to do

Kamis, 15 November 2012

Seseorang

Tak pernah mengenal kamu
Tetapi takdir mempertemukan kita
Menembus batas keberagaman
Menyilangkan norma tersimpul

Aku melihatmu begitu indah
Pancaran keperkasaan yang tidak bisa kutepis
Aura kesepian ingin kurenggut daripadamu
Mengira kebutuhan kita serupa

Aku hanya seseorang bagimu
Tidak bisa kubaca seberapa besar nilainya
Hanya sebatas kehadiran manusia lain
Ataukah lebih dari itu

Seseorang ini ingin memujamu
Mengembalikan kepercayaanmu pada dunia
Bahwa kamu bisa menaklukkannya
Dan membawanya kepangkuanku

Hanya saja aku terbelenggu ketidaktahuan
Tidak terbiasa mengungkapkan
Sehingga kamu tidak pernah tahu
Rasa kagumku terhadap kamu

Seseorang ini ingin menjadi alasanmu
Alasan untuk tersenyum
Landasan untuk bercinta
Sumber ketegaranmu menaklukkan

Tapi aku sungguh tidak tahu
Aku sungguh tidak sanggup
Karena aku hanya seseorang
Yang mungkin tak bernilai di matamu

Rabu, 14 November 2012

Sanubari Cinta

#Credit Title goes to Harfei Rachman


Biarlah aku mengabadikan kisah kita dalam untaian kata
Rasanya sangat mendalam
Menyentuh ego paling dalam nurani manusia

walau tidak ada yang bisa paham
Tentang gejolaknya
Tentang sakitnya
Tentang emosinya
Aku tetap bersikeras
Karena apapun rasa itu
Ada sebersit cinta di dalamnya

Tentang ...

Kamu

Kamukah selama ini yang aku tunggu?
Diakah malaikat tidak bersayap
Yang Tuhan hadiahkan padaku?
Penjawab segala doaku tentang cinta
Peneman di kala suka
Penghibur lara kala duka mendera
Diakah kamu?

-------------------------------------------------
Bintang

Malam akan begitu sepi tanpamu
Rembulan akan tersedu merindukanmu
Datanglah, temani kesendirian bulan
Jangan jatuh dan habis terbakar kehangatan bumi

-------------------------------------------------
Musik

Maknai setiap detik dengan kelembutan alunan
Menggugah jiwa membangunkan raga
Bukan tentang bagaimana membuatnya
Tetapi tentang memaknai setiap nada
Mengerti desahan jiwa raungan nurani
Tentang melepas yang terkekang
Pergi ke ujung syaraf, menggerakkan raga
Mewarnai dunia

------------------------------------------------
Kita

Hanya dua insan yang saling mencari
Tetapi tidak pernah menemukan
Karena kita berjalan bersisihan
Tujuan kita sama
Namun kita tidak pernah berpaling
Untuk menemukan satu sama lain
Dan kita bukanlah kata yang menggambarkan aku dan kamu

-----------------------------------------------
Lugu

Di dalam keluguanku
Aku menyentuhmu
Dengan keanggunanku
Aku menarikmu
Tanpa rasa curiga
Aku mencintaimu
Ke lembah luka pedih
Aku meninggalkanmu

-----------------------------------------------
Danger

Try me, come closer to me
Play with my feeling
For I have no feeling at all
Tend to play with someone else's
But without my notice
It's me who's getting hurt in the end

Kamis, 01 November 2012

Cinta

Semua orang mencarinya
Segelintir akhirnya memahami
Sisanya lagi menderita karenanya
Tak luput aku yang tidak mengerti

Kuberlari di lorong kosong
Katanya cinta berupa seberkas sinar
Menerabas gelap malam tak berbintang
Aku setengah yakin itu omong kosong

Seperti apa rasanya
Tiada seorangpun sanggup menyakinkan aku
Bagaimana rupanya
Aku hanya melihat kepahitan di balik itu

Semukah semua yang mereka pernah tulis
Angankah semua yang mereka pernah bagikan
Tentang cinta, tentang hati
Tentang manusia, tentang kebersamaan

Cinta, cinta, cinta
Berulang kali aku lafalkan
Semakin lama semakin tak mengerti artinya
Tinggallah lima huruf yang kasat makna