I'm feeling so dark today
Nobody is a mind reader
So don't try to understand me
I don't need that damn words
To remind me how bad I could be
I'm always a disappointment already
They do believe they know
What makes me happy
But they don't know happiness is not my destiny
I'm forgotten
Like a trash in the corner of the road
That's what I am, forgotten
Minggu, 30 September 2012
Kamis, 27 September 2012
Ketika
Aku selalu terjebak dalam pandangan matamu
Tidak tergambarkan arti hujaman sendumu
Tapi aku ingin selamanya di situ
Aku bisa melihat kegelapan hati
Dirudung mendung yang tak henti
Harapanku aku mentari
Berjuta perih menanah
Menjajah semua yang kau punya
Ingin kuambil dan sembuhkan luka
Torehanmu yang membuka
Mengiris hatiku juga
Betapa aku ingin merampasnya
Rabu, 26 September 2012
Hati yang Gelap
1.
Inikah yang dinamakan kebenaran
Yang selalu aku pungkuri dalam ratapan
Bahwa sesungguhnya tidak akan ada yang paham
Sekalipun semuanya sama adanya
-----------------------------------------------------------------------------
2.
Mungkinkah kesendirian adalah jawaban
Pelepas penat karena lelah mencari
Menghilang dari rasa pengharapan
Hanyalah obat rindu yang paling abadi
-----------------------------------------------------------------------------
3.
Ya, tidak ada yang bisa mengerti
Bahwa hasrat hati hanya tak ingin sendiri
Dengan begitu banyak cara aku terus berlari
Semakin menjauh dari tujuan hakiki
-----------------------------------------------------------------------------
4.
Lalu di kala mentari cerah bersinar
Aku menemukanmu
Aku silau dengan sinar yang berpedar
Walau kamu bilang semua itu semu
-----------------------------------------------------------------------------
5.
Kalau jiwa memang berpasangan adanya
Aku mendapatkan jiwaku di dalammu
Tapi mengapalah kita begitu sama
Sehingga kita saling menarik menjauh
-----------------------------------------------------------------------------
6.
Tak bisakah aku merengkuhmu
Dan menangis bersama menatap dunia fana
Sama halnya aku tidak membiarkan diriku tersentuh
Oleh kesepianmu yang penuh lara
-----------------------------------------------------------------------------
7.
Kita harus seperti apa?
Aku merasa menyakitimu
Kamu merasa membebaniku
Hati berkecamuk luar biasa, gila, katanya
-----------------------------------------------------------------------------
Senin, 17 September 2012
Sebuah Hati
Di manakah aku bisa mencari sebuah hati yang mengerti
Arti sebuah kesendirian yang terkekang gelap
Mengurai air mata menjadi seberkas senyum
Meninggalkan jejak torehan di dalam jiwa
Benarkah rasa pedih yang timbul ini
Hanyalah derita seorang manusia
Yang dibekali sebuah hati yang rapuh
Tak bisa dihentikan oleh waktu pun oleh sebuah kenyataan
Pantaskah aku merobek sebuah hati
Mencabik-cabiknya dengan belati realita
Menghempaskannya ke dalam lautan kecewa
Bahkan mungkin aku akan mengorbankan lebih dari satu
Lalu di manakah sebuah hati itu
Nuraniku ingin melindungi
Sekaligus ingin memusnahkannya
Hatiku menjadi dilema tak berkesudahan
Rabu, 12 September 2012
Tentang Hujan
Tak selalu gelap yang mendahuluinya
Terkadang sinar mentari yang menjadi latarnya
Emosinya pun tidak melulu kelam
Sesaat diiringi tarian riang
Hanya untuk aku hujan berarti kamu
Menyapa lembut dari butir airnya
Membasahi hati yang kering rindu padamu
Terbuai dalam kenangan sebuah sore
Dalam hujan aku akan selalu mengenangmu
Turun deras bagaikan airmata yang tertahan
Menahan sedih karena tidak ada kita lagi
Berjalan bersisihan dibentengi tembok tinggi
Hujan tak lagi menyatukan kita di bawah lembar naungan
Dia telah merobeknya dan membuat kita kuyup
Berpencar mencari perlindungan lain
Membuat kita berselisih jalan
Terselip angan dalam benakku
Akankah hujan mempertemukan kita lagi
Karena butirnya tidak bisa menyampaikan rinduku
Ia tertelan bumi dan tinggal di dalamnya
Terkadang sinar mentari yang menjadi latarnya
Emosinya pun tidak melulu kelam
Sesaat diiringi tarian riang
Hanya untuk aku hujan berarti kamu
Menyapa lembut dari butir airnya
Membasahi hati yang kering rindu padamu
Terbuai dalam kenangan sebuah sore
Dalam hujan aku akan selalu mengenangmu
Turun deras bagaikan airmata yang tertahan
Menahan sedih karena tidak ada kita lagi
Berjalan bersisihan dibentengi tembok tinggi
Hujan tak lagi menyatukan kita di bawah lembar naungan
Dia telah merobeknya dan membuat kita kuyup
Berpencar mencari perlindungan lain
Membuat kita berselisih jalan
Terselip angan dalam benakku
Akankah hujan mempertemukan kita lagi
Karena butirnya tidak bisa menyampaikan rinduku
Ia tertelan bumi dan tinggal di dalamnya
Langganan:
Postingan (Atom)