Teruntuk kamu,
Ketika aku membuka mata pagi ini, tidak ada secuilpun harapan akan terbersit tentang kamu. Entah apa yang membuatku menarikan jemariku di atas keyboard dan menulis tentang kamu. Kamu yang sudah pergi dari hari-hariku harusnya tidak hadir seperti ini lagi. Menyusup diam dalam relung hatiku dan membuka cerita lama.
Jantungku berdetak kencang, bahkan aku bisa mendengarnya dalam kesunyian pagi. Tetapi, terlalu kencang sehingga aku merasa sesak. Sesak karena hanya ini yang aku punya sekarang tentang kamu. Menorehkan luka dalam setiap denyutnya.
Pantaskah aku merasa seperti ini untuk seorang kamu? Rasanya tidak. Aku memang tidak ingin menghilangkan cerita tentang kita, terlalu manis untuk dibuang. Aku hanya ingin menyingkirkan perasaan menggilaimu dari ingatanku. Biarlah yang ada di antara kita tetap murni, tetap apa adanya, tetap seperti yang kamu mau.
Tidak mengertikah kamu kalau aku akan baik-baik saja dengan segala keputusanmu? Apapun itu akan menjadi lebih baik untukku daripada kamu memutuskan untuk melupakan aku. Aku tidak perlu kamu untuk membalas perasaanku. Biarkan begitu saja, rasa itu milikku, jangan kau renggut. Ah, andai aku bisa berkata seperti itu, mungkin kamu tidak muncul dalam pikiranku pagi ini.
Puaskah kamu sekarang hanya bisa memandangku dari jauh? Senangkah kamu dengan hanya membaca kisahku? Bahagiakah kamu dengan hanya melihat senyumku dalam setiap keabadian gambar?
Sungguh, kalau kamu ingin pergi dari hidupku, pergilah, seperti yang sudah kamu lakukan selama ini. Tetaplah kamu di sana dan jangan kembali lagi. Jangan sentuh sedikitpun duniaku dalam bentuk apapun juga.
Minggu, 08 Juli 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar