Sahabat, mari kita
sambut pagi!
Di sanalah matahari
berseri
Kepadanya kita
berkeluh atas malam yang kita lewati
Kepadanyalah harap
akan hari baru kita ikatkan
Rasakan kehangatan
pagi memelukmu dalam suka
Dalam harap keindahan
Cukupkanlah larimu
dalam mimpi
Sinar pagi telah
menggodamu untuk menginjak dunia
Jika kita beruntung,
kita melihatnya menggandeng pelangi
Tetapi bila tidak,
secerah sinar hari menanti untuk kita resapi
Mentari di pagi hari
selalu datang dengan sapaanmu
Kalian berlomba-lomba,
siapa yang terlebih dahulu
Menggeser mimpi dan
memberi harapan
Siapapun pemenangnya,
aku selalu diingatkan
Dengan kuasa Tuhan
yang tak pernah habis padaku
Bahwa Tuhan
mencitrakan diri-Nya
Baik pada sang
Mentari, pun pada seorang sahabat
Selamat pagi!
Ingin kutanya padamu
Lari ke mana saja kau
dalam mimpi malam tadi?
Malam selalu membuatku
bingung
Dia mencampur yang
telah lalu dengan yang akan datang
Kadang menorah sesal,
kadang menghias harapan
Tapi malam yang telah
lalu,
Dia membiarkan aku
sendiri
Menikmati lelap dalam
naungan Sang Pujangga Malam
Kalau kau, ke mana
mimpi membawamu melihat-lihat?
Sinar bintang yang
kutemui semalam
Menemani malamku dalam
kebisuan
Ia membantu
menyelimutiku dengan sinar sang Bulan
Tentunya tak lupa ia
menggodaku untuk menemaninya dalam malam
Tapi kepadanyalah
kutitipkan salam pada mentari sebelum ku menemuinya
Lupakan malam sejenak
Pagi telah tiba
Cahayanya menggantikan
ribuan cahaya bintang
Dan dia telah meminta
sinar yang dipinjamkannya pada Bulan
Harapan apa yang kau
bisikkan pada mentari pagi ini?
Hanya permintaan
sederhana saja
Yang membutuhkan waktu
aku untuk menyiapkannya
Aku ingin bahagia di
hari ini
Cukup hari ini saja
Untuk esok biarlah aku
memikirkannya sejenak
Karena hari esok tentu
ada harapan yang menanti untuk disampaikan
Aku ingin meresapi
dengan indah
Perjalananku hari ini
Aku hanya meminta
sinarnya tak bersembunyi di balik awan hitam
Biarlah bayangnya
membayangi langkahku
Aku tak mau sendiri
hari ini
Terlalu banyakkah
permintaanku pada matahari
Yang masih dini
menyembul malu-malu?
Ah, dia sudah tak
malu-malu lagi ditempatku
Dia sudah bercahaya
begitu indahnya
Tak usah kuatir akan
kesendirianmu
Karena paling tidak
aku akan menemanimu
Dalam derap langkah
harimu
Tentu saja kau selalu
menemani hariku
Dengan hujan kata-kata
yang mengusik nuraniku
Sama derasnya dengan
hujan
Yang seringkali
menggantikan mentari akhir-akhir ini
Maknanya begitu
menyambar seperti kilat menyambar cakrawala
Membangunkan aku dari
kebutaan mengenai hidup
Tapi di balik itu
semua
Tidak ada satu katapun
yang sama gelapnya
Dengan langit yang
mengiring hujan dan petir